Mereka memainkan lagumu, mbak..
Aku tau, karena dulu, duluuuu sekali kau pernah mengatakan padaku bahwa kau sangat menyukai lagu itu. Sejak saat itu, jika aku mendengar lagu itu, aku langsung teringat padamu.
ah mbak,
Aku jadi teringat awal-awal pertemuan kita.
Kau begitu mengerikan, hahahahahaa
Mengerikan karena kau jutek dan galak. Kau terkenal karena kau galak. Kami takut mendekatimu, waktu itu.
Namun, setelah mengenalmu..aku yakin kau lumayan ramah. Dan aku lupa, moment seperti apa yang akhirnya bisa mendekatkan kita. Seingatku, kita jadi sering pergi bareng. Kau sering memberiku tumpangan ke kampus, ke Pusat Bahasa (tempatku sering berjumpa dengan 'dia'). Lalu kita sering ngobrol bareng, belanja baju bareng, ke salon bareng, jalan-jalan ke bandung rame-rame. Dan yang paling kuingat, saat kita bela-belain lembur nonton drama korea Full House di kamarku, setelah siangnya berhasil beli CDnya di Pasar Turi.
Masa yang indah ya mbak. Sampai kau harus pergi ke Swedia.
Aku kaget melihatmu saat itu, belum ada tempat tinggal dan....terlihat sakit. Senyatanya, itu bukan hanya terlihat, melainkan kau sungguh sakit. Beberapa kali aku menemanimu ke dokter, dan aku ikut bingung akan sakitmu itu. Aku tau, kau kesal dengan keadaanmu waktu itu. Apalagi waktu kau bilang bahwa sakitmu itu tak biasa. Bahwa ada temanmu yang membuatmu sakit begitu.
Lalu aku harus pergi ke Jakarta. Jika aku tak salah mengingat, saat itupun kau sudah pulang ke Bali, rumah orang tuamu, jadi ada yang bisa merawatmu. Maaf, aku lupa kejadian saat itu.
Beberapa bulan di jakarta, salah seorang teman kita memberiku kabar. Ah, kabar yang sungguh tak ingin aku dengar. Engkau berpulang. Aku tak ingin percaya. Sang pemberi kabar, memberiku nomor hp saudaramu, kakak atau adikmu, sekali lagi, aku lupa. Berjam jam aku menunggu kabar, atau..berhari-hari? Sampai akhirnya dia mengirimiku sms, yang membenarkan berita itu. Aku lari ke toilet. Aku menangis disana. Hanya untuk berharap bahwa kabar itu tidak benar. Bahwa kau hanya membohongiku, lalu datang menemuiku di jakarta, berkata bahwa semua baik-baik saja.
Agak lama baru hatiku bisa menerima fakta, walaupun kadang, di hatiku masih berharap, kau masih berdiri tegak di bumi ini.
Ah, aku begitu kehilanganmu, mbak
Berbahagialah disana.
No comments:
Post a Comment