Friday, April 8, 2011

Another love story

Ini dia kisah memilukan itu, yang pernah saya katakan di posting sebelumnya. Karena tidak berbakat mmenjadi seorang penulis, saya coret-coret blog saja :D.
Here we go.
Tahun 1998 Reno masuk perguruan tinggi. Sejak SD memang dia tergolong anak yang pintar. Sewaktu SD, dia bercita-cita menjadi seorang astronot, pernah juga kepingin jadi ahli nuklir. Yang pasti dia tidak pernah berangan-angan untuk menjadi seorang dokter, karena bau rumah sakit membuat perutnya mulas. Beranjak SMP, cita-citanya pun berubah. Dia sangat sangat ingin menjadi seorang pengacara. Tau kenapa? Karena pengacara gajinya dihitung per jam. Hahaha, akubisa kaya dengan menjadi pengacara, pikirnya waktu itu. Lulus SMP, dia masuk ke SMA favorit di kotanya. Pada waktu itu tahun 1995, dimana teknologi informasi (IT)  mulai ramai di masyarakat. Kemajuan IT pun berdampak pada pemikiran Reno. Dia percaya bahwa IT tidak akan pernah mati. Jika dia bekerja di bidang IT, maka dia bisa eksis selama-lamanya. Keinginan untuk menjadi pengacara semakin lama semakin terlupakan. Dia bertekad untuk menjadi ahli IT. Pada saat kelas 2 SMA, diapun mulai menyiapkan diri untuk memasuki perguruan tinggi yang ada jurusan ITnya. Dia mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang IT dan dia semakin tertarik. Akhirnya dengan perjuangan yang lumayan, dia berhasil masuk perguruan tinggi negeri bonafid di Surabaya, sebut saja Institut Teknologi Informasi Surabaya (IT'S). Oh, dia sangat senaaaannggg. Orang tuanya pun merasa bangga pada putra sulungnya itu. 
Awal-awal kuliah sampai beberapa tahun setelahnya, dia masih mengalami eforia, sampai-sampai saking semangatnya, dia agak kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya (baca: cewek, red). Akhirnya pada tahun 2000, di tahun ke 2 nya, dia bertemu dengan mahasiswi baru di jurusannya, Evelyn namanya. Evelyn sebenarnya cewek yang biasa saja. Lumayan manis dan sangat lemah lembut, tutur katanya sopan sekali. Itu menandakan dia sangat dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya :). Well, Reno pun, karena sudah tingkat 2 dan belum punya pasangan, dia mulai melirik ke sekitarnya. Dan saat dia berkenalan dengan Evelyn, diapun menyukai Evelyn. Katanya, suara Evelyn membuatnya sejuk dan damai. Selang 2 bulan sejak perkenalannya dengan Evelyn, merekapun berpacaran. 
Reno ini, meskipun tidak berbadan tegap, namun dia so charming. Senyumnya manis dan dia sangat ramah kepada siapa saja, pintar dan suka menolong temannya atau juniornya apabila mereka tidak mengerti tentang tugas di suatu mata kuliah. Reno juga seorang asisten. He's so brilliant!
Setelah hubungannya dengan Evelyn berjalan selama beberapa bulan, Reno merasa bahwa ada teman Evelyn, Dina yang sangat...sangat suka padanya. Seems like that she wants him so bad. Reno yang setia pada Evelyn tidak terpengaruh dengan Dina. Lagian, ketimbang Dina, Evelyn lebih manis :P.
Setahun berjalan, Reno merasa ada yang salah dengan dirinya. Hal itu dia rasakan setelah bertemu dengan Reina. Begitu memandang Reina pada pertemuan pertama mereka, Reno merasa Reina adalah sosok yang sangat mendekati sosok impiannya. Setelah berkenalan, Renopun semakin yakin akan perasaannya. Reina itu manis, cerdas, murah senyum dan sangat perhatian. Reina pun menaruh hati pada Reno. Namun Reno tak bisa berbuat apa-apa mengingat statusnya saat itu adalah pacar Evelyn. Hati Reno galau. Dia bingung harus bagaimana. Akhirnya dia menceritakan pada Evelyn bahwa dia suka sama Reina. Terhadap Reina, Reno mengaku bahwa dia menyukai Reina namun dia tak sampai hati sama Evelyn. Baik Evelyn maupun Reina, setelah mendengar pengakuan Reno, menyerahkan keputusan sepenuhnya pada Reno. Yes, hal itu sukses membuat Reno lega sekaligus semakin galau.
Setelah berpikir dan berdoa, Reno memutuskan untuk tidak bersama dengan salah satu di antara keduanya. Lagi-lagi, mereka berdua pasrah. Well, mereka bertiga sama-sama menderita akibat kejadian tersebut.
Waktu berjalan, Reno lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Evelyn masih melanjutkan kuliahnya begitu juga dengan Reina. 
Begitu lamanya sejak mereka terakhir bertemu, belum bisa mengubah perasaan Reno kepada Reina. Hal itu berdampak pada kehidupan cintanya. Dia selalu berharap bisa bertemu dengan orang yang seperti Reina atau paling tidak mendekati sosok Reina. Itu membuatnya sulit menemukan pasangan hidup. Sampai-sampai pada usianya yang menginjak 30 tahun, orangtuanya mulai panik melihat kenyataan bahwa putra sulungnya belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri masa lajangnya. Orangtuanya pun berinisiatif untuk mencarikan pendamping hidup putranya itu, mengenalkannya dengan anak koleganya. Reno sebenarnya tidak masalah dengan sistem perjodohan, namun belum ada yang cocok di hatinya. Hatinya masih untuk sosok Reina. 
Di awal tahun 2011, Reina pergi ke Jakarta untuk menemui Reno. Tujuan Reina adalah untuk meyakinkan Reno dan dirinya bahwa mereka ditakdirkan bersama. Namun pertemuan mereka tak sesuai dengan harapan Reina. Reno tidak mengatakan apa-apa soal hubungan mereka. Reno tak memintanya untuk mendampingi hidupnya. Reina terluka dan merasa sia-sia datang ke Jakarta. Karena pertemuannya tidak menghasilkan apa-apa, Reinapun pulang ke Surabaya. Reno pun sampai detik ini belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas ketidaktegasannya. Tak lama setelah kepulangan Reina ke Surabaya, Reno mendapat kabar bahwa Reina akan menikah dengan orang lain. Reno pasrah dan semakin merana. Namun dia harus bangkit dan tetap tersenyum.

Diary Reina

Oh, Reno....tak taukah kau, bahwa saat aku datang menemuimu, aku hanya meminta kepastianmu. Aku telah dilamar orang, namun hatiku yakin bahwa kaulah orang yang tepat yang ingin aku temani di seluruh sisa hidupku. Entah kenapa, aku yakin sekali bahwa sebenarnya kaupun menginginkanku. Whatever! Semoga ini yang terbaik.

Thursday, April 7, 2011

wanna keep this feeling but...

Belakangan ini saya ingin sekali menulis buku. Terutama setelah mendengar pengakuan teman saya tentang kisah cintanya, yang meskipun mungkin banyak orang yang mengalami hal yang serupa dengan teman saya itu, tetap saja saya merasa terharu. Kisahnya memilukan, paling tidak itu menurut saya. Saya pernah berkata ingin menuliskan ceritanya menjadi sebuah buku. Dia bilang oke, tapi mungkin dia mengira saya bercanda. Saya serius, hanya saja, dalam rangkaian ceritanya ada beberapa tahun yang tidak saya ketahui tentang dia. Saya sempat beberapa tahun tidak pernah bertemu, namun hubungan kami masih baik. Kami masih akrab satu sama lain. Menyenangkan. Ya, dia teman yang menyenangkan.

Anyway, jangan bermain api jika tidak mau terbakar. Lukanya akan lama sembuh jika anda terbakar parah.  Kenapa saya berkata seperti itu? Beberapa waktu yang lalu ada teman saya curhat. Dia sedang galau dengan  perasaannya. Katanya ada yang salah dengan hatinya atau pikirannya? Dia mengaku sedang mendapat ujian perasaan. Karena sesuatu hal, dia bertemu dengan orang yang salah, sebut saja A, di waktu yang salah pula. Sebenarnya dia sudah tau si A namun belum mengenalnya karena berbeda divisi. Saat dia cerita, si A mutasi ke divisi teman saya itu. Karena keperluan tugas, mereka menjadi 1 Tim untuk mengerjakan suatu proyek. Bahkan teman saya tak ingat kapan tepatnya mereka mulai dekat, atau entah kapan A mulai tampak menarik di matanya. Teman saya pun mulai mengabaikan kenyataan bahwa sebenarnya kemampuan kerja si A agak di bawahnya. Hal itu tidak dijadikan masalah oleh teman saya. Saat final project, merekapun semakin dekat. Hampir seharian mereka berdua bersama-sama mengerjakan tugas itu. Teman saya merasa nyaman dengan keadaan itu. Walaupun di dalam hatinya dia merasa bersalah. Tidak seharusnya dia menaruh perhatian pada si A, karena A telah memiliki orang lain. Teman saya berharap ini semua  segera berakhir. Tidak ada perasaan yang aneh-aneh lagi. Namun, kapankah itu akan terjadi? Saat ini, si A sedang ditugaskan ke luar kota untuk mengikuti seminar selama 3 hari. Dan hari itu, teman saya bilang ada yang salah dengan harinya. Dia merasa harinya tidak berjalan sebagaimana mestinya, padahal menurut saya dia baik-baik saja. Paling tidak, dia TERLIHAT baik-baik saja. Saya menyuruhnya mengalihkan perhatiannya pada hal lain, bahwa dia harus disibukkan dengan hal lain supaya tidak ada waktu untuk memikirkan A. Dia berkali-kali bertanya kepada saya tentang apa yang harus dia lakukan untuk mengubur perasaannya terhadap A. Apa yang harus dia tanamkan dalam pikiran dan hatinya bahwa dia tidak mungkin membiarkan perasaannya semakin dekat ke A. Well, saya hanya bisa berkata, "Sebisa mungkin untuk saat ini hindari dia tetapi jangan mencolok. Bila tidak ada urusan pekerjaan, jangan mendekatinya. Dan saat kamu merasa sedih karena tidak berbicara dengan A selama 1 hari, ingatlah bahwa seandainya kamu berada di posisi pasangan A, kamu tidak ingin hal itu terjadi pada dirimu dan pasanganmu, bukan?"
Memang menyenangkan saat kita mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang lain..hanya saja..begini, kasih sayang itu indah, dan akan lebih indah bila pada orang yang tepat dan waktu yang tepat pula.

Monday, February 7, 2011

Behave pleasee..

Kejadian ini terjadi beberapa hari yang lalu. Waktu itu saya ke toilet mau wudhu karena sudah masuk waktu shalat Ashar. Sebelum wudhu, saya ke masuk wc dulu untuk buang air kecil (hehehe...terlalu detail ya?).  Keluar dari wc, saya mau buka kerudung bersiap untuk wudhu. Tiba-tiba pintunya terbuka, masuk dengan tergopoh-gopoh seorang karyawan laki-laki yang berusia 50an tahun. Walah....kaget saya! Kemudian dengan enaknya dia langsung ambil wudhu dan sempat komentar "Gak pa-pa" padahal saya saja belum sempat protes. Trus saya bilang " Pak, kok wudhu disini ?! Ini kan toilet perempuan". Dia diam saja. Dugghhh....Astaghfirullah....Akhirnya saya menunggunya sampai selesai wudhu, baru setelah itu saya tutup pintunya then saya wudhu. Padahal orang itu saya taunya sopan, rajin shalat, tapi kok gak ternyata kelakuannya begitu ya...
Memang saat itu toilet pria sedang direnovasi, namun itu bukan alasan untuk masuk ke toilet perempuan kan? Kan dia bisa menggunakan toilet pria di lantai 19 atau 17 seperti karyawan pria lainnya. Benar-benar tidak sopan ya..
Semoga dia tidak pernah mengulanginya lagi.

Tuesday, January 25, 2011

Buku-buku

Assalamualaikum...
Saat ini saya ingin mengungkapkan kecintaan saya akan buku, atau lebih tepatnya chicklit. Tentang buku, saya sebenarnya tidak fanatik terhadap jenis tertentu. Hanya jika menarik bagi saya, maka saya bersemangat untuk membelinya dilanjutkan dengan membacanya tentu saja.
Chicklit pertama yang saya baca judulnya Can You Keep A Secret?. Pada waktu itu saya tidak terlalu memedulikan pengarangnya. Ceritanya sungguh menarik. Alurnya membuat saya sulit untuk menutup buku itu sebelum selesai membacanya. Setelah itu saya lama sekali tidak membaca buku semacam chicklit, ganti membaca buku-buku yang ada unsur humornya, sebut saja Jomblo dan Gege Mengejar Cinta karangan Adhitya Mulya. Buku yang...gokil dan bikin sinting karena ketawa sendiri. Buku lain yang saya baca yaitu Harry Potter yang buku ke 7 telah selesai pada awal tahun 2008. 

Chicklit selanjutnya yang saya baca judulnya Slim Chance karya Jackie Rose yang perlu waktu berbulan bulan untuk menyelesaikan membaca hahaha...saya kurang menyukai alur dan gaya penulisannya, agak membosankan. Setelah itu saya membeli The Devil Wears Prada dan Confessions of A Shopaholic. 

 
Dua buku inilah yang membuat saya selanjutnya tergila-gila dengan chicklit. Ditambah lagi bahwa penulis Can You Keep A Secret dan Confessions of A Shopaholic ternyata adalah orang yang sama, Sophie Kinsella. Selesai membacanya, tertarik, saya hunting seri lanjutannya: Shopaholic Abroad/Shopaholic Takes Manhattan, Shopaholic Ties The Knot, Shopaholic and Sister, Shopaholic and Baby, dan yang terakhir baru saja terbit yaitu Mini Shopaholic. Senang dan aneh rasanya setelah selesai membacanya karena serinya tamat. Itu buku terakhir dalam seri Shopaholic. 
Karena begitu mencintai tulisan Sophie Kinsella, saya juga punya chicklit karyanya yang lain (bukan seri) yaitu Remenber Me?, The Undomestic Goddess, dan yang baru saja selesai saya yaitu baca Twenties Girl. Buku yang membuat saya sedih..sangat sedih di bagian akhirnya. 
Beberapa chicklit saya lainnya: Boy Meets Girl (Perang Melawan Bos Tiran) tulisan Meg Cabot, The Little Lady Agency karya Meg Cabot, The Nanny Diaries hasil kolaborasi Emma McLaughlin dan Nicola Kraus, High Society yang sampai sekarang masih pending bacanya :P, Bergdorf Blondes oleh Plum Sykes,  Playing James-nya Saran Manson, Faking It karya Jennifer Cruise, dan Life Swap tulisan Jane Green.



Selain itu masih ada beberapa buku tentang petualangan Sherlock Holmes dan beberapa komik. Yang lainnya apa lagi ya...saya lupa..:P
Anyway, saya sedang mencari buku-buku Sophie Kinsella lagi. Ada sebanyak 7 buku yang sepertinya menarik dan setelah hunting ke beberapa toko buku, belum berhasil menemukannya. Mungkin belum sampai ke Indonesia kali ya...Semoga tak lama lagi bisa mendapatkannya.


Wassalam